Pap : ” Ehhh Buu … Dunia akherat saya tanggungjawab sama anak saya.. !! Apa yg yg jadi urusannya, jadi urusan saya juga ..!”
Kakakku menangis menahan kesal. Untuk kesekian kali, jadwal bimbingan skripsinya dibatalkan sepihak oleh sang dosen pembimbing. Kakakku lulus SMA thn 1995 langsung meneruskan kuliah ke Sydney Australia mengambil program diploma, jurusan Management Hospitality. Tahun 1998 kakakku kembali ke tanah air dan mengambil program ekstension di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung untuk meraih gelar sarjana (S1). Apa daya, kakakku terkaget-kaget jg dgn sistem bimbingan yg dirasa ga jelas dan terkesan seenaknya seperti ini. Berbanding terbalik 180 derajat dgn pengalaman kuliah sebelumnya.
Entah bagaimana, pap mengetahuinya. Sepertinya pap menangkap basah my sis menangis. Lalu papku bilang, sambungkan pap sama dosennya. My sis sempat menolak. Malu. Nanti dianggap tukang ngadu lg.
Papku memaksa. Your wish is our command. Sering dengar kan kalimat itu ….?
Terjadilah percakapan ‘panas’ itu. Papaku berusaha mencari tahu kenapa jadwal bimbingan my sis selalu berubah-ubah ga jelas. Rupanya Ibu dosen itu sedang melanjutkan pendidikannya juga, kalo ga salah ke jenjang S3.
Papku berkata, itu ga bisa jadi pembenaran untuk tidak menepati jadwal/janji dgn mahasiswa. Ibu dosen malah balik marah dengan mengatakan : “Itu bukan urusan Bapak … !!”
Papaku menjawab gusar : ” Ehhh Buu … Dunia akherat saya tanggungjawab sama anak saya.. !! Apa yg yg jadi urusannya, jadi urusan saya juga ..!”
Kalo ibu ga bisa memberikan bimbingan kpd mahasiswa karena sibuk ga ada waktu, gpp. Jangan ambil tugas dan tanggungjawab jd pembimbing. Jangan mempermainkan hak orang lain. Semua jg sama bu, punya kesibukan. Semua jg sama-sama cape .. !!
Yeaahh begitulah .. Apa yg terjadi kemudian .. Hanya my sis lah yg mengetahuinya .. Apakah bimbingannya jd lebih mudah atau jauh lebih sulit … Huhehhee
-bersambung-
_belajar menulis spontan_
_free writing_