Untuk pertama kali “belajar” berorganisasi.
Aku termasuk orang yg ga suka berorganisasi. Ga tau kenapa ya. Aku seperti yg takut diberi tugas dan tanggungjawab. Aku selalu merasa ga bisa kerja. Ga bisa diandalkan. Dan pada akhirnya, aku takut mengecewakan semua orang yg sudah menaruh harapan besar padaku. Aku sendiri ga pernah merasa yakin akan kemampuan diri sendiri.
Seringkali aku ditunjuk jadi panitia ini itu. Pengurus ini itu. Dan seringnya aku menghindar atau mundur teratur di tengah jalan.
Dari jaman SD aku pernah ditunjuk jadi Ketua Murid (KM), lalu bendahara. Waktu masa orientasi siswa SMP aku dipilih menjadi ketua kolompok group. Lalu ketika kelas dua dan tiga, aku dimasukan ke dalam panitia penerimaan murid baru. Masuk SMA pun aku diajak masuk OSIS (organisasi siswa intra sekolah). Ketika kuliah juga sama, aku sering ditunjuk untuk memegang salah satu bidang di kepanitiaan. Entah itu, konsumsi, pubdok, transportasi, dan lain lain.
Tapi percayalah .. aslinya aku ga ngerti apa yg aku harus lakukan. Dan aku ga tau, kenapa rasanya semua orang seolah-olah mengharuskan aku ikut di kepanitian atau kepengurusan. Aku ga suka. Aku belum menemukan ‘feel’nya berorganisasi. Seperti beban gitu rasanya.
Padahal my pap adalah organisator handal. Dan selalu berpesan : “Kalo kamu mau gabung dalam suatu organisasi, jangan setengah-setengah. Jadilah pengurus inti. Ketua, bendahara atau sekretaris. Kalo di luar itu, sebaiknya kamu jadi anggota biasa saja.”
Eh anehnya kenapa yaa aku malah selalu memilih posisi aman di organisasi. Yang ga terlalu terekspose. Yang pasti bukan menjadi ‘pemutus’ decision maker. Aku paling takut akan resiko dari setiap keputusan yang aku ambil. Aku takut pertanggungjawabannya.
Sampailah aku di La Rochelle Prancis tahun 2002. Saat itu Mas Herman adalah ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) La Rochelle mengumumkan, bahwa kita akan menjadi tuan rumah Badan Musyawarah (Bamus) PPI seluruh Prancis. Itu semacam pertemuan rutin mengenai Seminar Ilmiah (saat itu menginjak Seminar Ilmiah ke-7).
Dan itu artinya kita semua akan kedatangan tamu teman-teman Indonesia pengurus PPI dari perwakilan setiap kota. Misal PPI Bordeaux, PPI Nice, PPI Paris dan lain sebagainya. Jadi kita semua harus bersiap jadi panitia dan wajib ikut menyukseskan acara BAMUS tersebut.
Me : Agaaaiinnn …??? Ya Allah .. what to do … aku bingung. Kadang aku suka ga ngerti kalo dikasih instruksi. Tapi aku pun belum punya kapasitas memberikan instruksi. Piyee toh jaall …?? Hahhaha
Mas He seperti biasa selalu sukses menenangkan dan bisa merangkul kita semua supaya bisa kompak dan bekerjasama. Menurut Mas He, walaupun kita tinggal di kota kecil La Rochelle dan hanya beberapa orang saja mahasiswa Indonesianya, Mas He yakin banget kalo kita bakal mampu jadi tuan rumah yang baik dengan segala keterbatasan itu semua. Kita ‘dipaksa’ bisa oleh keadaan.
Entah gimana ceritanya, acara BAMUS tersebut sukses. Sepertinya semua punya jobdesc yang sama hahhaa Maksudnya misal aku sebenarnya seksi konsumsi tapi aku pun melakukan tugas pubdok. Teman yg seksi transportasipun pada akhirnya mengerjakan juga tugas dapur. Teman seksi purchasing kadang mengerjakan tugas sekretariat juga. Atau teman yang bendahara merangkap sebagai menjadi MC dan lain sebagainya. Seperti yang serabutan . Yeahh tapi begitulah siklusnya, kita semua berusaha saling menutupi kekurangan satu sama lain.
Dari sana aku belajar. Bahwa hakekat berorganisasi adalah saling berkaitan satu sama lain. Saling membutuhkan. Saling mengisi. Saling menghargai. Terlepas si ini bagian apa. Si itu bagian apa. Yang pasti tujuan kita sama. Dan yang paling utama adalah mengasah kemampuan bersosialisasi dan leadership kita.
Banyak sekali pelajaran yang aku dapat. Dengan berorganisasi aku belajar menghargai pendapat orang yg berbeda pandangan dgn kita. Sebaliknya aku pun belajar berani mengambil keputusan dan menyampaikan pendapat. Terlepas diterima atau tidak, namanya juga saran ya .. diterima syukur, ga jg gpp. Yang penting kita juga tau, peran dan posisi kita di organisasi itu dapat menentukan sukses atau gagalnya suatu program.
Di bawah kepemimpinan Mas He, aku merasa enjoy ikut berorganisasi, ga merasa tegang dan panik. Sepertinya everything is under control. Semua pasti ada solusinya. Ga akan ada yang merasa disalahkan. Semua adalah proses belajar.
Alhamdulillah, setelah itu aku ga pernah parno lagi dgn organisasi. Aku malah lebih aktif ketika aku bergabung di bisnis hotel keluarga. Ikut perhimpunan ini itu. Yang aku merasa nyaman bergabung di dalamnya.
Aku pikir, apa salahnya ya mencoba masuk dalam sebuah komunitas tertentu. Pasti selalu ada benefit yg bisa kita ambil. Minimal networking. Karena setelah lulus sekolah dan kuliah, di manalagi kita bisa mendapatkan tempat pergaulan baru, kalo bukan di organisasi …??
-bersambung-
_belajar menulis spontan_
_free writing_
Kartu panitia Bamus Prancis, La Rochelle 20-21 Des 2002