Guruku .. Pahlawan tanpa tanda jasa.
My Guru : “Jangan mengatakan : bekas/mantan guru .. ”
Sudah puluhan tahun berlalu, semenjak aku lulus dari Sekolah Dasar (SD) tahun 1993. Aku sudah jarang bahkan tidak pernah bertemu dengan guru-guru SD yg mengajarku dulu. Iya bayangkan 26 tahun bukan waktu yg singkat.
Hingga pada pertengahan bulan Sepetember yg lalu, my mam tiba-tiba bilang : “De ini ada oleh-oleh haji … Ini dari siapa ya banyak bgt. Ada 4 kantong, buat Mam, T Dinny & Dinno juga”.
Oh gitu mam kataku sambil liat apa bingkisan tsb. Wahh ini siy favorit aku bgt. Aneka kacang dan macam-macam coklat. Ada kacang almond panggang dan kacang pistachio.
Me : Ini dari siapa mam ..? Semuanya dapat. Perhatian bgt ya sama keluarga kita.
Mam : Katanya dari alumni haji yg ikut KBIH Assyakur. Baru pulang akhir bulan Agustus kmrn kan. Sepertinya ibu guru yg dulu mengajar di SD deh. Kan semuanya keajar sama beliau. Ade, T Dinny dan Dinno.
Me : Ohh iyaaa .. Ade baru inget. Kan kemarin ketemu ya pas pelepasan haji di Hotel Lingga
Yaa ampunn bu … makasih bgt. Masih inget aja. Dan ngebela-belain bawa oleh-oleh segala dari tanah suci.
Yang paling aku ingat dari pesan guru-guruku di SD itu adalah : ” Kelak jika kamu dewasa dan suatu hari nanti bertemu kembali dgn ibu/bapak guru tanpa sengaja (di manapun itu), jangan pernah bilang atau memperkenalkan kami itu sebagai mantan guru kamu, yaa .. Karena kami akan sedih mendengarnya. “Bekas guru” bukan kalimat yg kami harapkan sama sekali. Ibu juga ga akan pernah bilang kalo kamu itu mantan/bekas murid ibu. Kamu cukup bilang : ” Ini guru/dosen yg pernah mengajarku ketika SD, SMP, SMA atau kuliah”.
Glekkk bgt. Mendadak aku teringat wajah-wajah guruku. Sebagian ada yg masih mengajar, ada yg sudah pensiun, juga ada yg sakit dan sudah meninggal.
Aku terharu sekali ibu guru ini masih mengingat baik aku dan keluargaku semua. Terlebih harusnya kan murid ya yg lebih perhatian sama gurunya. Ini ko’ kebalik. Murid tak sadar diriii .. !! Huhehehee
Aku berpikir ga ada yg bisa aku berikan untuk membalas jasa para guruku itu. Lalu aku teringat, akan hobby menulisku setahun belakangan ini dan terlintas di kepalaku. Apa ga sebaiknya aku memberikan buku hasil karyaku saja, sbg kenang-kenangan ..?
Ya .. ! Kenapa tidak ..?!!
Aku ambil sebuah buku dan aku buka segel plastiknya. Kemudian aku pelan-pelan menulis di halaman pertama dgn bahasa Indo campur Sunda : “Kahatur : Ibu (…). Hatur nuhun atas semua ilmu dan bimbingannya selama dinna duduk di bangku SDN (…) dulu. Dst. No words can describe.
Semoga ibu berkenan menerima dan membaca bukunya ya` ..
-bersambung-
_belajar menulis spontan_
_free writing_