Belajar Menjadi Minimalis #1

kawalogy Uncategorized

Memangnya sanggup gitu .. ?! Haha ga tau jg. Tapi setidaknya aku pengen bgt mencobanya.

Setelah selesai baca buku ttg minimalis, aku tiba-tiba aja kaya yg kerasukan. Pengen beresin ini itu. Pengen keluarin barang ini itu. Pengen jual ini itu. Buang ini itu dll.

Sebenarnya ada 3 buku minimalis yg aku baca  (buku Marie Kondo ga termasuk coz fase ini sudah terlewati). Aku enjoy bgt “menyelami” semuanya.

During baca buku, aku langsung sambil mempraktekannya sedikit demi sedikit. Mulai dari ngeluarin perabot dr kamar tidur, perlengkapan makan dr lemari dapur, baju-baju dihanger semuanya dilepas, tas-tas aku masukin ke kantongnya, mainan anak2 aku gabung semua ke wadah yg paling besar, amenities di kamar mandi aku pisahin yg stock dan yg pemakaian sehari2, sepatu sendal uda ditandain mana yg mau dilepas, termasuk baju-baju suami dan anak-anak.

Gillaa .. banyak bgt itu hahaha (belum termasuk yg laci-lacinya).

Ga kerasa uda hampir dua bulan penuh aku melakukan kegiatan bersih-bersih “decluttering” ini.

Mumpung masih semangat dan termotivasi.

Ini berbeda dgn tujuan beres-beres aku sebelumnya yaitu hanya untuk mengurangi barang dan di “Garage Sale”.

Walaupun prosesnya hampir-hampir mirip. Tapi tujuannya kali ini yg berbeda, yaitu untuk pola “gaya hidup”.

Pola minimalis adalah untuk menyederhanakan gaya hidup. Supaya lebih mudah dan praktis. Tidak fokus pada “kebendaan” semata tapi lebih ke kebutuhan dan fungsi benda tsb.

Dan menurut buku-buku tsb, sebaiknya kita membiarkan orang lain tahu akan perubahan pola minimalis kita. Supaya mereka bisa memahami kenapa kita melakukan ini dan memberikan support.

 

-bersambung-

_belajar menulis spontan_
_free writing_