Pap : “Ya sudah ..!! Kalo gitu perhitungannya nanti di akhirat saja .. !!”
Iya itulah kalimat terakhir pap, sebelum pap benar-benar merelakan usaha yg dibangun bersama dgn bbrp temannya itu “diambil paksa”.
Pap marah. Pap stress. Pap kesal bgt. Tapi apa daya. Pap dan teman-temannya hanya orang sipil biasa.
Menurut cerita mam, pap bersama bbrp rekan pengusaha mendapat izin hak guna usaha selama 30 thn. Semua syarat legal formal telah dipenuhi. Tapi belum sampai 5 tahun, pengelolaan lahan di daerah Bandung Timur itu diambil alih secara sepihak. Tanpa ada pembicaraan apapun.
Yaa .. mungkin saat itu mereka merasa yg paling berkuasa atas tanah tsb. Dan melihat bisnis ini berkembang pesat, mereka dgn seenaknya mengklaim bahwa itu miliknya. Padahal … ???
Papa ga terima. Ini ga bener.
Orang-orang yg punya wewenang akan hal itu jg selalu menghindar jika ditanya dan tidak pernah berani menemui pap secara langsung.
Karena kesal dipermainkan dan benar-benar murka, maka keluarlah pernyataan pap itu. Pake bahasa Sunda aslinya hehe
“Enya enggeus mun kitu mah, engke itung-itungan di akherat weh .. !!”
Setelah itu, pap berusaha melupakan. Tapi yg terjadi, pap malah semakin murung dan kehilangan semangat bermain golf. Ditambah lg ga lama setelah itu kakek, ayah pap meninggal dunia thn 1995. Pap sedih sekali. Seperti sudah jatuh tertimpa tangga.
Otomatis setelah itu pap “pundung” main golf. Pap sama sekali ga mau bersentuhan dgn olahraga itu. Tapi pap masih mau memajang sederetan trophy yg pap dpt dr turnamen golf di ruang kerjanya.
Menurut mam, akhirnya pap sedikit demi sedikit mau ‘berdamai’ dgn kejadian itu setelah aku yg masih duduk di bangku SMP mengatakan “sesuatu” yg aku jg lupa pernah bilang apa yaa hahaha Tapi celetukan anak tanggung itu yg membuat pap berpikir : “Iyaa bener jg ..”
Jadilah pap mulai beraktivitas seperti biasa.
Tappiiii .. ga lama dari kejadian pap nyebut-nyebut “akhirat” itu, ada peristiwa yg tidak terduga.
Beberapa bulan setelah papa mencak-mencak ga karuan, satu per satu orang yang punya kuasa dan wewenang itu meninggal dunia. Tidak sampai satu tahun (mungkin 6 bulan) semua meninggal tanpa sempat menyelesaikan kisruh masalah pengelolaan tanah tsb.
Papa masih menjalani bisnis hingga 10 tahun kemudian. Sebelum akhirnya meninggal dunia thn 2005.
Walaupun masih sering bingung atas kejadian itu, aku pribadi jd banyak merenung.
Aku ngeri. Ya Allah ampunilah kami ..
Hingga saat ini perkataan pap itu sering terngiang-ngiang di telingaku.
-bersambung-
_belajar menulis spontan_
_free writing_