Les Jolis Mots

Ngiring bingah mugi2 tiasa janten inspirasi sekaligus motivasi kanggo generasi nu salajengna … Nah krna yg komen nya orang USA ( Urang Sunda Asli ) jd pake bahasa ibu deh .. selamat & success ya Dina dkk atas peluncuran bukunya .. gak nolak klo nanti dikasih 1 copy nya hehe..

-Asep Reza. Hotel Owner Club (HOC)-

Baru sinopsisnya aja udah seru jd tau ospek disana kaya gimana, apalwilujeng akang2 & teteh2 buat buku barunya Lagi ngebayangin acara talent show nya. Ga sabar nunggu bukunya. Sukses yaaa tehh. Barakallah 😍.

-Nasya.Unpar 2007. Onlinepreneur-

Penasaran pas disuruh baca sama teh dinna, karena kebetulan anakku juga anak sastra di unpad 2019 di sastra rusia. Ceritanya mirip mirip kakak kelas anakku yg lama lulus dari satra rusia. Semoga bisa menginspirasi utk masyarakay luas, bahwa yg namanya anak yg masuk unpad, jurusan apapun itu adalah orang orang yg terpilih.

Masa perpeloncoan ini lah yg membuat suatu cerita tak terlupakan, menjadi saling mengenal, rasa solidaritas yang tinggi antar angkatan maupun jurusannya.

Tetap jaga silaturahminya, keren utk kalian yg tetap menjaga silaturahmi.

-Agus Moka. Ketua Hariam Jaringan Pemgusaha Nasional (JAPNAS) Jabar-

–Dinny. Willliams College, Sydney Australia’98-

Bangga banget ngeliat para alumni yg masih kompak dan pasti masih berkarya untuk almamater tercintanya..bisa memberikan contoh yang baik bagi semua orang..ditunggu karya karya selanjutnya.. Hehe senyum senyum sendiri baca sinopsis buku ini. Seperti pengalaman pribadi yg dirasakan byk orang yg akan masuk kuliah..seru, lucu ,dan pasti banyak pengalaman yang akan dishare untuk byk orang. Setelah baca sipnopsisnya sepertinya saya sudah ngga sabar menunggu bukunya terbit..buku ini sangat menginsiprasi sekali untuk anak anak muda yang ingin masuk kuliah dsastra prancis dan para orang tua yg ingin memasukkan anaknya kuliah d sastra prancis bukan saja suka dukanyanya tapi tentu pengalaman yg menarik lainnya bisa didapat d buku ini..sukses trs dina dan kawan kawan atas karyanya…dtunggu karya 2 selanjutnya.

-Astri. Hukum Unpar’99. Notaris Banyuwangi-

Ga nyangka baru tau kalo kuliah sastra bisa lulus dalam waktu 5 taun bisa dibilang ajaib. Pemikiran selama ini kayanya kuliah sastra tuh santei bgt dan bisa lulus cepet. Ternyata ga semudah dan segampang itu.

Belum lagi ditambah perjuangannya ke kampus jetinenjer kalo ga ngekost disana. Tapi yang namanya kuliah pasti ada cerita2 dan kenangan yg tak terlupakan dari mulai cerita konyol sampe suka dukanya.

Hahahaha. Jadi keingetan jaman ospek jaman dulu juga. Soalnya temen seangkatan banyak yang dari luar pulau jawa. Jadi kebayang banget pas diospek, disatu sisi “geumpeur” dan di satu sisi juga blm pd mengenal bahasa sunda. Jadinya acak kadut ngomong bahasa sunda nya.

Sayang bgt generasi sekarang ga ngalamin lg ospek kaya jaman kita dulu. Walaupun terkesan keras dan kadang bikin sakit hati tapi mahasiswa yg ikutan ospek lebih mandiri, lebih ketempa, kepedulian sosial, kebersamaan dan persaudaraan nya lebih kuat dibanding sama yg ga ikutan ospek. Mahasiswa jd ga gampang cengeng dan yg pasti dari ospek pasti suka ninggalin cerita2 dulu yg bakal dikenang sampe kapanpun.

Walipun beda kampus. Jaman dulu pas ospek nama candaannya masih sama seputaran joshua, thomas jorgi, parto, tina toon, dll. Generasi jaman sekarang mah ga bakal kebayang dan “ngeuh” maksudnya candaan dan dikasih nama2 artis pas ospek. Ga diospek justru ga seru. Wkwkkw.

Terlebih lg baca cerita yang salah kostum pas ospek, bukan namanya Bu Dinna kalo tidak bergaya, walaupun sebenernya biasa aja tapi kata orang yang liatnya luar biasa, hahahaha…

Salut sama yang belajar dan bisa bahasa perancis. Dari kosakatanya dan cara pengucapannya aja udah rumit. Sampe2 pas orang bilang bonjour kedengerannya b*j*r. Hahahaha.

Sukses terus buat kedepannya. Semoga dengan dibuatnya buku ini bisa lebih menjalin komunikasi dan silaturahim yang terputus selama 2 dekade ini. Selamat berkarya.

Ditunggu launching bukunya. Udah kebayang pastinya “pibodoreun”. Hahaha…

-Dino. Itenas 2002-

Mille- neuf cent- quatre vingt- dix- neuf a.k.a 1999 haha, oui! J’ai appris le francais en 2002 á CCF😅😅 maaf ya kl salah tmn2.

Yang pasti menyenangkan sekali punya karya tulis bersama, apalagi isinya pasti sangat memorable. Suka duka dan pengalaman saat kuliah akan menjadi bagian perjalanan hidup yg seru untuk diceritakan. Mari rayakan persahabatan yg sudah lebih dari 20 tahun lewat karya yang bisa menginspirasi. Bonne chance à tous!

-Gita. Hukum Unpar’99. Penyiar Radio-

Alur cerita yang disajikan seperti membawa kita kembali ke masa-masa perkuliahan yang pernah dilalui dengan penuh dinamika, ketegangan, intrik dan cerita lucu. Pengalaman yang dituangkan dalam rangkaian kata dan bahasa penulis, terkesan ringan dan mudah dicerna oleh pembaca seperti saya yang sangat jarang sekali membaca buku biografi. Terlebih saya dapat pengetahuan baru, mengenai perjalanan menempuh pendidikan di Sastra Prancis serta luka-liku yang dihadapinya.

-H.Yadi. Pembimbing Haji KBIH Assyakur-

Kalo gw sih jadi nostalgic ya

mulai merindukan sebagian kenangan yang terabaikan, jadi mulai berpikir ke masa2 itu trus mancing ingetan2 lain di luar cerita lu pada masa yang sama, banyaklah, hal2 yg skrg kita inget secara general, pas di flash back jadi ngingetin detil2 kejadianya termasuk hal2 lain yg bersangkutan sama lokasi dan jamanya.

-Fikri. Sastra Rusia 99. Melbourne Australia-

Baru baca prolog-nya aja udah SERU dan bikin penasaran! Buat generasi 90-an, buku ini pasti cocok banget untuk throwback dan nostalgia ke masa-masa jadi mahasiswa dulu. Masa yang dulu mungkin bikin kita nangis, sebel, capek tapi sekarang sih bisa diketawain.

Buat gen Z, wajib baca buku ini untuk tahu kaya gimana sih lika-liku jadi mahasiswa jaman dulu : disaat semua serba offline (what is Zoom? Haha), gadget pun belum banyak, apalagi medsos 😂 Yang mau kuliah Sastra, khususnya Sastra Prancis, kayanya harus baca supaya tahu asam-manis-pahit-getir-nya perkuliahan mahasiswa Sastra.

P.S Would love to read the full version!.

-Risma. Komunitas Ibu Muda Indonesia (KIMI)-

Baca prolognya aja udah bikin penasaran kayaknya seruu, nanti teh sula gak ketebak kayak awalan ada tulisan “punten keh… punten tang” awal ngira apaan typo gitu eh pas baca selanjutnya ternyata orang yang nyebutinnya bukan orang jawa barat😂 jadi ketawa ketawa kan bacanya hahahaha

Gitulaaah pokoknya ditunggu buku selanjutnyaa😍.

-Ilmi. Terapis-

Susah ternyata jadi anak sastra dan ospek jaman dulu ternyata sadis hehe.

-Tia. Mahasiswi Universitas Muhammadiyah 2020-

Wow dari background awal yang dipaparkan bisa kebayang sih keseruan apa yang nanti akan tertuang di setiap ceritanya. Dan salute banget sama semua narasumber, meski semua sudah berpencar entah dimana, tapi semangat untuk bisa menyelipkan jejak kisah yang dituangkan dalam tulisan patut diacungi jempol. Can’t wait to read.

-Yanti. Guru.New Zaeland-

Jadi keinget masa2 kuliah dulu 😅 Masa yg penuh kenangan, yg ikut membentuk jatidiri kita hingga saat ini. Salut buat alumni sastra prancis unpad angkatan 99 yg mampu mewujudkan nostalgia mereka dlm bentuk buku ini. Semoga dg adanya buku ini mampu membangkitkan kenangan manis yang makin mempererat silaturahmi setiap pembacanya.

-Shiddiq Permana. Alumni ITB 97-

Ternyata ngomong 99 aja seribet itu ya di Prancis. Kirain Jerman udah paling ribet. Kalo di bahasa jerman 99 itu neunzehn neunundnuenzig, itu aja udah ribet. Ini ternyata ada yg lebih complicated. Aku juga angkatan 99. Tahun 2000 daftar sastra perancis di umptn. Ga lulus, padahal udah ikutan bimbel. Ah sedih banget, waktu itu…

– Reri Apsa, Alumni Sastra Jerman angkatan 2001, wiraswasta-

Mantap bosque! I can totally relate to the stories meskipun Sy mahasiswa jurusan sastra Inggris, tetangga dekat sastra Prancis. Semua hal yang ada di highlight buku neuf neuf ini rasanya dekat sekali karena kami memang mengalami hal yang hampir sama pada saat itu, tahun 1999. N 22 tahun rasanya dah cukuplah untuk menjadi sesuatu yang layak dikenang kembali sebagai bagian dari masa jaya kita semua. Sukses ya!!.

Sebenernya ada lagi sih,”Fyi, waktu itu, sastra Prancis di mata para sastra tetangga tuh seksi banget..wkwkwk. Famous for for the girls and up to date fashion.”

-Rian Rinaldi, Alumni Sastra Inggris angkatan 99, dosen Bahasa Inggris di Politeknik STTT Bandung-

Hahaha… berasa 90-annya, ini nyata banget, Jambore Sastra denngan segala upaya perngerdilan juior oleh senior itu benar-benar cerita yang gak akan pernah terlupakan karena menyisakan kekocakan yang amat sangat. Bayangin, mereka ingin nampak kejam tapi dengan cara yang konyol seperti pemberian nama bagus, ini sesuatu yang kontradiktif, permainan watak. bersikap galak tapi direncanakan dengan kekocakan. Dan inilah ciri khas Jambore Sastra.

Perjuangan para mahasiswa Sastra dengan jurusan bahasa-bahasa dewa itu luar biasa. 11-12 dengan Sastra Rusia, mahasiswa yang berhasil lulus menundukkan jurusan-jurusan ini patut diberi gelar Ksatria. Kostum ksatria di atas kuda lengkap dengan baju zirahnya sepertinya lebih cocok dipakai saat wisuda mereka.

Keren idenya, bisa jadi inspirasi buat semua yang pernah dipersatukan di masa lalu. Mengenanng sepenggal kisah hidup yang pernah dijalani bersama adalah sesuatu yang sangat menarik. Pembaca pun tanpa sadar bisa ikut terasa masuk kembali ke masa-masa yang pernah dijalaninya

-Tiktik FK Suhendro, alumni Sastra Rusia 91, Kepala Sekolah-

Buah Batu menjadi saksi dua peradaban Bandung coret melebur. Kami di kampus teknologi putih biru Dayeuh Kolot dan (penulis, dkk) di kampus flamboyan Jatinangor. Banyak cerita di buku ini yang bagi banyak orang bisa menjadi asupan jiwa. Mengobati kerinduan atas masa lalu, energi menjawab tantangan masa kini dan teman dalam menghadapi ketidakpastian masa depan. Eksponen Neuf-neuf perlu banget buku ini.

-Prima Hadi Putra. Teknik Industri STT Telkom (1999). Direktur Business Operation Support Dompet Dhuafa-

. baru baca sinopsisnya aja udah berasa wisata masa lalu nih😍. Ga sabar untuk baca tulisan lengkapnya, biar bisa flashback ke masa-masa penuh keseruan, kekonyolan, dan kegalauan khas anak muda. Sukses untuk buku “Neuf-Neuf” nya, semoga bisa jadi inspirasi untuk banyak orang💙

-Dina, Alumni Sastra Indonesia’99.Founder Makeupuccino-

Penasaran dengan lanjutan isi buku nya, untuk mahasiswa alumni milenial, saya excited untuk merasakan perkuliahan tahun 90an dengan masuk ke dimensi buku ini. Semoga bisa segera naik cetak. 💪.

-Sinsin. Unsil 2014. Karyawan Swasta-

Ternyata pengalaman perkuliahan di sastra Perancis terutama pada awal ngampus hampir sama ya😊 apalagi banyak yg ga lulus2😂 membaca potongan2 buku ini membawaku terlarut pada masa kuliah dulu, sudah lama banget tapi masih sangat fresh di ingatan karena uniknya mahasiswa sastra Perancis, centil, cantik, bawel n GR karena paling sering diapelin sama anak2 jurusan lainnya😅…Bravo untuk team neuf-neuf😍 Lanjutkan berkarya.

– Elys, Jurusan Bahasa Asing Peranics IKIP Medan Akt 1988 –

Berasa napak tilas. Tiap baca tuh kayak diajak menyusuri jejak yang pernah dilalu mulai dari jadi anak Unpad, masuk kampus biru dan perjuangan jadi anak H1E. Lumayan baper ! Setiap momennya tuh dapet banget karena hampir semua yang tertulis tuh dialamin. Bravo akang teteh neuf-neuf !

– Christina P – Unpad H1E04 –

Untuk cerita udah ok… Bisa gw ikutin… N ‘masuk’ ke dunianya UNPAD😊

Kalo paragraf nya panjang, bisa bagi jd 2 paragraf. Biar lebih enak liatnya.

– Ully M.O.S., UNJ ’99 –

CHAPEAU!!! Untuk para pejuang S1 Sastra Prancis UNPAD’99. Ternyata itu bukan sekedar mitos tapi REAL!!! Semangat untuk pembaca yang masih berjuang ya.

– R-D, life SCHOOL Jakarta –

Membaca sinopsis di atas, sepertinya saya (pembaca) ditantang untuk bernostalgia ke masa-masa itu, membuka kembali helai-demi helai kenangan yang sama (walaupun saya berada di kampus dan program studi yang berbeda) ya kembali ke tahun 1999.

Hemat saya, sinopsis di atas sudah tergambar ringkasan cerita atau bentuk pendekan naskahnya, tetapi unsur-unsur instrinsiknya (alur, muatan/materi cerita, gaya bahasa, dll) agar lebih dipertajam supaya unsur-unsur “Sinopsisnya” bisa lebih terpenuhi.

Selamat… semoga sukses – Souvenirs de Neuf-Neuf (1999-2021)

-Kang Asta. Asep Tatang-

Mengenang indahnya masa kuliah emang ga ada habis habisnya. Keren juga nih inisiatif mahasiswa2 Prancis Upad 99 bikin buku nostalgia tentang pengalaman selama jadi mahasiswa di kampus kecintaan. Baru baca sinopsisnya, udh kebayang bakal banyak cerita seru, heboh, dan lucu yang dibagikan.

Salut walaupun udh dua dekade berlalu, para penggagas buku ini masih bisa menceritakan detail perisitiwa Ospek , sampe ragam kekonyolan dan kegalauan selama menjadi mahasiswa.

Kebetulan salah satu penulis di buku ini , Nisrina, adalah sobat gue zaman kuliah di HI Unpad yang berkuliah dobel di Prancis 99. Dulu pun sering denger cerita ceritanya tentang Jurusan Prancis, jadi kalo baca buku ini kayak bring back the good old days di kampus jetinenjer . Bonne Chance untuk rilis buku Neuf Neuf, semoga bukunya bisa banyak menebar inspirasi untuk berbagai generasi, baik utk generasi gen z , generasi milenial ataupun generasi kolonial…hehe

-Ira Lathief – Alumni HI Unpad , Penulis dan Creativepreneur-

Wah gak sabar untuk baca buku ini hingga tuntas. Pastinya perjuangan yang berat dan penuh cerita suka-duka untuk bisa lulus dari Unpad jurusan Sastra. Can’t wait to read it and congrats for all involved.

-Hamdan Hamedan. CEO KESAN. Penulis Buku. Alumni Middlebury institute of International Studies, Monterey, CA-

Lucu, penulisan yang santai dan bersahaja. Ini kalau dibaca ketika sedang mengopi di cafe, pasti rasa relax dan terhibur.

Susunan past & present events juga tersusun dengan baik. Tidak mengelirukan, antara cerita sekarang dengan yang lepas, walaupun dalam satu helaian yang sama.

Banyak juga perkataan2 Perancis boleh dipelajari ketika membaca buku ini.

Can’t wait for the book to be published! Semoga terus sukses!

-Hasniza.Womanpreneur. Malaysia-

“Baru sedikit sahaja cuplikan yang dibaca sudah membikin rasa penasaran. Tiada yang lebih seru dari kisah nyata mereka yang pernah melewati zaman kuliah di hujung tahun 90-an, dan awal 2000-an. apa kesudahannya? pasti Anda semua tertanya-tanya..”

-Shah Shamshiri. Malaysia. Alumni Universite de La Rochelle, France-

Seru juga ya buat buku pengalaman kuliah gini pasti banyak ceritanya apalagi kuliah S1 lebih lama daripada kuliah kita di prancis (buku kita bersama).

Sukses ya Din et le neuf-neuf buat bukunya … le souvenir de la délinquance juvénile.

-Piter Sipayung. Alumni Universite de La Rochelle, France. Penulis buku : Kulliah di Prancis, Emang Enak ?!-

Ternyata untuk mendapat predikat Sarjana Bahasa Perancis butuh perjuangan berat juga. Sampai2 ada yg mau drop out (masa kuliah sampai 7thn). Selamat utk yg bisa melaluinya.

Masa2 OSPEK dan Bimbingan Skripsi merupakan masa2 yg menegangkan, apalagi kalau sdh berhadapan dengan senior dan Dosen killer.

-Ratu Evi. Guru SMKN Bandung. Pensiun 2015-