Anj**g .. Gob***g .. Siiaaahh Dokterrrr … !!! Nyerrriiii …
Maafkan … bukan bermaksud berkata kasar dan ga sopan … tapi ini menggambarkan suasana tegang dan mencekam yg terekam di otak aku dari sejak kecil hingga saat ini. Sudah bbrp puluh tahun berlalu. Masih terbayang bgmn chaosnya, ga nyamannya dan menakutkannya acara ini. Masih terngiang2 teriakan2 bocah laki2 yg dikhitan. Waktu itu sekitar pertengahan tahun 80an. Papaku rutin setiap tahun mengadakan khitanan massal bagi masyarakat yg kurang mampu di garasi rumahku. Usiaku mgkn baru 6-8 thn. Masih duduk di bangku sekolah dasar. Aku merasa waktu berputar lama sekali. Kenapa ga selesai2. Setiap kali ada anak yg panik dan teriak2. Pasti akan diikuti oleh peserta khitan lainnya. Efek domino gituu …? huehuehue Pengen pergi dari rumah tapi ga bisa. Ga tau mo pergi kemana. Mo main sendiri atau sama temen2 jg ga akan konsen. Jadilah aku memaksakan diri jajan ke warung. Ga tau mo beli apa. Pokoknya keluar dr rumah untuk sementara waktu. Paling bawa uang jajan 50-100 perak aja. Bisa jajan kerupuk atau permen atau es yoghurt. Aku ambil sepedaku dan mulai pergi menjauh dari suara2 “menyeramkan” itu. Pelaksanaan khitanan massal selalunya dilakukan ketika liburan panjang atau kenaikan kelas, yaitu sekitar bulan juni atau juli. Jadi ada waktu untuk penyembuhan setelah dikhitan. Karena waktu libur itu jg lah, aku selalu ada di rumah ketika kegiatan itu berlangsung.
Sehari sebelumnya, biasanya ibu2 di kompleks aku sudah sibuk buat nasi tumpeng dan membuat/menghias kue tart untuk para anak khitan ini. Tidak lupa jg ada roti buaya, ciri khas khitanan. Tempatnya sama, masih di garasi rumahku. Jumlah peserta khitan biasanya sekitar 20-30 anak. Kebetulan sebelah rumahku mesjid, jadi papaku bekerjasama jg dgn Dewan Keluarga Mesjid (DKM) untuk kelancaran acara, disamping dgn team dokter dan medis. Biasanya anak laki2 yg akan dikhitan akan pergi sendiri ke dokter khitan diantar oleh keluarganya dan kemudian dipestakan dan jg dapat uang angpao (cecepan. sunda mode on) . Iya ini lebih kpd tradisi saja. Khususnya di tanah pasundan. Biaya untuk khitan ini tergolong lumayan mahal, jd tidak semua orang mampu pergi ke dokter apalg untuk membuat pesta. Karena khitan ini merupakan salah satu kewajiban bagi laki2 muslim, maka papaku mengadakan acara ini dalam rangka syiar Islam. Ingin meringankan beban biaya yg sulit ditanggung oleh keluarga yg kurang mampu dan ingin berbagi kebahagiaan agar anak2 yg dikhitan ini jg bisa merasakan bgmn rasanya jd pengantin khitan.
Selama bertahun2 kegiatan khitanan massal ini dilaksanakan di garasi rumahku. Selama itu jg aku selalu menyiapkan mental untuk mendengar semua ‘drama’ yg akan terjadi ketika proses khitan itu berlangsung. Yang aku tau anak khitan itu teriak2 karena panik liat jarum suntik, karena kan harus dibius terlebih dahulu. Selain itu latar belakang keluarga dan tingkat pendidikan yg tidak begitu tinggi, menyebabkan mereka’out of control’ mengekspresikan ketakutannya dgn spontan mengeluarkan kata2 kasar. Awalnya aku kaget, kemudian merasa lucu .. tapi di saat yg sama aku merasa kasian jg hheuhuehue Alhamdulillah team dokternya jg meuni pd soleh.. mereka profesional dan sudah terbiasa .. jd mereka maklum .. malah kadang suka jd pd becanda & ketawa2 sama panitia ..
Ituuu duluu …….
Barulah awal thn 90an. Kegiatan khitanan massal ini diselenggaran di hotel. Dulu masih wisma. Banyak perubahan acara di sana sini. Yang pasti pelaksanaan khimas ini menjadi semakin baik setiap tahunnya. Selain dr tempat yg lebih nyaman. Juga terdapat bbrp pengaturan supaya peserta khitan dan keluarga lebih nyaman, team dokter bekerja lebih cepat dan efisien, juga kepanitiaan yg semakin rapih dan terorganisir.
Tidak terasa tahun 2018 ini, khimas telah dilaksanakan sebanyak 33x. Artinya kegiatan ini sudah berlangsung selama 33 tahun. Alhamdulillah .. tetap rutin diadakan setiap tahunnya, setiap liburan sekolah. Bahkan setelah papaku meninggal thn 2005. Kita anak2nya masih tetap berusaha untuk meneruskan program yg telah dimulai/dirintis papa alm. Dokter khitan yg dr awal bersama2 papa alm di kegiatan ini, (hingga puluhan tahun berikutnya) pun sudah meninggal. Hatur nuhun dokter Soma.
Tahun berganti, generasi berganti. Yang sedikit berbeda, bbrp tahun terakhir ini libur kenaikan sekolah jadwalnya berdekatan dgn lebaran hari raya idul fitri. Supaya kegiatan bisa dilaksanakan secara maksimal, maka jadwa khimas dimundurkan jd di libur akhir tahun. Biasanya di akhir semester 1, yaitu di bln desember. Jumlah peserta khitan biasanya tetap 30 anak setiap tahunnya.
Acara khimas saat ini, jauh lebih menyenangkan dan ‘damai’ hueuuehuhe
Lebih menyenagkan ; karena banyak donatur yg ingin terlibat dgn menitipkan Zakat Infaq Sodaqohnya (ZIS), juga banyak sponsor yg memberikan banyak goodybag/bingkisan. Semua berlomba2 ingin menjadi bagian dr kebahagian anak2 ini dan keluarganya. Jadi anak2 dapat banyak sekali hadiah setelah ikut khimas. Anak2 khimas mendapatkan pakaian khitan lengkap, nasi tumpeng, kue tart, roti buaya, ayam bakakak, souvenir, bingkisan, uang kadeudeuh, obat2an dan dokumentasi.
Lebih damai ; karena team dokter dan panitia sudah bisa mengkondisikan peserta khitan di kamar/ruang tertentu. Sehingga jika ada anak yg panik histeris tidak begitu ‘mengintimidasi’ peserta khitan yg lain. Sepertinya teriakan2 berisi kata2 kotor jg sudah tidak ada lg hehehe Ditunjang dgn teknik khitan, bius dan obat2an yg semakin canggih.Pelaksanaanpun lebih cepat. Biasanya ada 4 team dokter untuk 30 anak khitan. Jika jaman dulu di garasi rumah, waktu pelaksanaan dilakukan di siang hari. Kini, di hotel berubah, menjadi setelah sholat subuh sekitar pukul 5 dan selesai pd pukul 7 paling lambat pukul 8 pagi. Malam sebelumnya para panitia biasanya sudah bersiap2 dan menginap di hotel. Mengapa cepat dan efektif …? Karena 2 hari sebelumnya, sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan foto bersama dgn pakaian khitan lengkap. Itulah yg dinamakan seremoni pembukaan. Berdasarkan pengalaman, ga mungkin dikondisikan foto manis bersama setelah anak dikhitan hahhahaha Yang ada muka2 tegang orangtua/pendamping dan wajah2 bengkak abis menangis karena tegang baru selesai dikhitan. Jadi hari H itu hanya pelaksanaan khitan saja kemudian mereka langsung pulang. Baru seminggu kemudian peserta datang kembali untuk kontrol.
Itulah sedikit cerita mengenai khimas assyakur .. semoga kedepannya pelaksanaan khimas selalu menjadi lebih baik lagi .. lebih banyak lg donaturnya … lebih meriah lagi hadiah2nya … dan yg paling utama .. semoga anak2 yg dkhitan menjadi anak yg sholeh, berbakti pd orangtua dan berguna bagi agama, bangsa, dan negara … Aamiin yra
Tidak lupa jg kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yg setinggi2nya kepada semua pihak yg telah ikut menyukseskan acara rutin khimas ini. Kpd Ibu Pembina Yayasan, Ketua Umun Yayasan beserta jajaran pengurusnya, team dokter, team hotel, para donatur, para sponsor, para volunter dan semua pihak yg tidak bisa kami sebutkan satu persatu .. Semoga Allah SWT membalasnya dgn pahal yg berlipat ganda. Aamiin YRA.
_Belajar Menulis Spontan_
_Free Writing_